A. APA ITU DETOKS?
Anda punya masalah sembelit, demam, flu, kelebihan berat badan,
selulit, kadar kolesterol darah berlebihan, lesu kronis,
penyakit/gangguan kulit, sindrom pramenstruasi, kehilangan gairah seks,
penuaan dini, tumor, penyakit-penyakit degeneratif (hipertensi, stroke,
penyakit jantung koroner, diabetes, kadar usam urat berlebihan, dll.),
serta penyakit-penyakit infeksi yang tak kunjung sembuh? Tahukah Anda
bahwa akar dari masalah-masalah tersebut adalah karena adanya timbunan
ampas tubuh Anda?
TOKSIN bukan hanya ampas dari makanan yang kita makan dan
makanan-makanan yang tidak tercerna, tetapi juga bisa berasal dari zat
makanan aditif, udara tercemar, bahan kimia seperti pestisida, logam
berat dalam air minum, residu obat-obatan farmasi, dll. Bahkan pikiran
dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh kita. Semua
ampas atau zat yang tidak diperlukan tubuh akan diperlakukan sebagai
racun (toksin) atau penyakit. Ampas atau toksin juga diproduksi secara
alamiah oleh tubuh kita sendiri. Ini merupakan proses metabolisme
sehingga tidak dapat kita hindari. Setiap hari di dalam tubuh terjadi
pembelahan sel-sel baru.
Sementara itu sel-sel yang sudah tua akan menjadi aus, mati, dan
menjadi ampas. Dalam kondisi normal, ampas akan dikeluarkan secara
teratur setiap hari melalui sistem pembuangan tubuh. Buang air besar
setiap hari bukan jaminan bahwa proses pembuangan kita normal. Jika
salah satu atau beberapa masalah tersebut merupakan keluhan Anda,
berarti pengeluaran ampas dari tubuh Anda belum optimal! Penyakit
terjadi apabila proses pembuangan tidak optimal dan toksin mulai merusak
jaringan organ-organ vital. Dalam sejumlah hasil penelitian disebutkan
kondisi racun berlebihan (toxicity) erat hubungannya dengan penuaan
dini, menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit degeneratif (liver,
jantung, diabetes, kanker, dll.), dan menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Karena itu, racun harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Caranya, dengan
detoksifikasi (detoks). Apa itu detoks?
Detoksifikasi (detoks) adalah
proses pengeluaran racun atau zat-zat yang bersifat racun dari dalam
tubuh. Puasa merupakan salah satu metode efektif detoksifikasi.
Pembersihan dan detoks meningkatkan proses alamiah pengeluaran toksin
dari dalam tubuh kita. Organ vital yang menjadi target dalam program
pembersihan racun yang efektif adalah susu besar (pengeluaran) dan liver
(detoksifikasi).Hampir semua penyakit degeneratif dapat dihubungkan
dengan kondisi keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia).
Mengapa? Karena setiap jaringan dalam tubuh mendapatkan makanan dari
darah, dan darah mendapatkannya dari usus. Setiap zat yang masuk ke
dalam tubuh kita akan terserap ke dalam darah melalui dinding-dinding
usus. Artinya, toksin yang berada usus juga akan ikut beredar bersama
aliran darah sampai ke sel-sel di seluruh penjuru tubuh kita.
Toksin-toksin inilah yang menyumbangkan terjadinya berbagai kondisi
penyakit kronis, akut, dan degeneratif. Begitu juga menurunnya tingkat
energi dan penuaan dini.
MENGAPA PERLU DETOKS? APA MANFAATNYA?
Salah satu penyebab terbesar terjadinya tokxemia pada usus adalah kebiasaan
mengkonsumsi
makanan yang dimasak secara berlebihan atau diproses, yaitu
makanan-makanan yang tidak memiliki enzim lagi. Juga kebiasaan lebih
banyak makan makanan pembentuk asam, yaitu protein (hewani), pati,
lemak. Terlalu banyak menyantap makanan sumber protein (hewani), pati,
dan lemak mengakibatkan tubuh mengalami asidosis, yakni kondisi keasaman
darah dan jaringan tubuh berlebihan. Asidosis dapat menimbulkan
peradangan pada berbagai jaringan dalam tubuh, menyebabkan butir-butir
darah melekat satu sama lain, atau terbentuknya jejaring serabut-serabut
halus (fibrin) dalam darah. Jejaring serabut-serabut ini yang memberi
kesan seolah-olah darah menjadi pekat. Serabut-serabut ini mengakibatkan
peredaran sel-sel darah terganggu, sehingga pasokan zat makan dan
oksigen ke sel-sel jaringan tubuh lainnya terhambat.Tubuh kita
dikaruniai enzim-enzim yang diperlukan oleh berbagai fungsi metabolisme
dalam tubuh dalam jumlah terbatas, termasuk proses pencernaan. Tubuh
tidak akan menggunakan enzim-enzim ini apabila makanan yang kita makan
masih memiliki enzim. Terus-menerus menggunakan enzim tubuh akan
menghabiskan energi dan menyebabkan peradangan pada pankreas. Pankreas
adalah organ vital yang memproduksi enzim-enzim pencernaan pada usus
kecil. Gangguan pada pankreas menyebabkan pencernaan tidak lancar dan
tubuh semakin banyak memproduksi ampas.Usus besar tidak memiliki
kemampuan untuk mencerna makanan. Tubuh akan memadatkan makanan yang
tidak tercerna ke sepanjang dinding usus halus. Secara alami proses ini
akan mengundang pengeluaran lendir dari sistem kekebalan tubuh yang ada
pada dinding-dinding usus. Kondisi ini akan mengakibatkan sembelit
(sulit buang air besar) dan penyumbatan pada saluran usus besar. Setelah
beberapa waktu, kotoran ini akan membusuk dan menghasilkan gas beracun.
Gas lebih mudah terserap melalui pori-pori halus pada dinding usus,
mengalir dalam darah dan masuk ke sel-sel tubuh dan sewaktu-waktu siap
menimbulkan penyakit.Pembersihan besar-besaran alias detoksifikasi yang
dilakukan secara berkala, perlu bagi tubuh kita. Selain untuk mengurangi
ampas-ampas beracun dari dalam tubuh, tidak ada organisme pembawa
penyakit atau virus yang tahan dalam tubuh yang bersih. Terapi detoks
paling tuadan sudah ratusan tahun dilakukan oleh manusia adalah puasa.
Dengan pola makan yang lebih sederhana dan alami saja, manusia dahulu
sudah mengerti bahwa sekali waktu tubuh perlu detoks. Detoks seharusnya
menjadi lebih penting bagi manusia modern dengan pola makan yang
cenderung menimbulkan ampas lebih banyak dan penyumbatan-penyumbatan
pada sistem tubuh.
Toksin mengakibatkan proses penuaan dan kerusakan lebih cepat pada
seluruh sel tubuh. Waktu tidak ada hubungannya dengan penuaan. Penuaan
atau proses degenerasi semata-mata adalah karena toksin dan dehidrasi
yang kita tabung selama bertahun-tahun.
MANFAAT DETOKS BAGI TUBUH DAN KESEHATAN:
* Meremajakan sel-sel sehingga kulit pun menjadi bersih, sehat, kencang, dan lembut.
* Menurunkan kelebihan berat badan.
* Meningkatkan energi.
* Peningkatan indera penciuman, perasa, dan pendengaran.
* Pengeruta tumor (jika ada).
* Peradangan pada kelenjar getah bening hilang.
* Melancarkan peredaran darah dan getah bening.
* Memperbaiki daya ingat.
* Menghilangkan gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit kepala, kembung, dsb.
* Memperbaiki kadar gula darah dan tekanan darah.
* Memperbaiki fungsi liver dan ginjal.
* Meningkatkan daya tahan tubuh.
B. BAGAIMANA MELAKUKAN DETOKS?
Ada beberapa metode detoks yang sering dilakukan saat ini. Mulai dari
yang alami seperti puasa hingga yang menggunakan suplemen herba atau
obat-obatan tertentu. Program detoks yang baik harus dapat:
* menormalkan pH (kadar keasaman) pencernaan
* meringan beban fungsi enzim di pankreas
* melancarkan kerja empedu dan mencairkan cairan empedu
* mengurangi lemak dan penyumbatan pada liver
* membangun flora usus
* melancarkan pembuangan lendir dan ampas dari dinding usus agar penyerapan zat makanan menjadi lebih baik
* membuang kotoran yang menyumbat saluran usus (catatan: penyumbatan pada usus dapat mengakibatkan kanker usus)
* merangsang peristaltik usus agar pembuangan lebih lancar
* membersihkan darah
* membersihkan saluran kencing dan memperbaiki keseimbangan cairan tubuh
* melancarkan peredaran getah bening
* membuka pori-pri kulit
* mengeluarkan lendir dari paru-paru serta melancarkan pernapasan
Biasanya perlu waktu 6 – 12 bulan untuk mencapai semua itu, dan juga
sangat bergantung pada kondisi keracunan dan kedisiplinan setiap
individu.
Metode detoks yang paling mudah dan aman adalah juice fasting, yaitu
puasa menghindari makanan padat dan pembentuk asam, dan hanya
mengkonsumsi jus buah segar sepanjang hari dalam porsi tertentu. Puasa
ini aman bagi semua orang. Mereka yang menderita kanker stadium lanjut,
diabetes, atau gagal ginjal harus di bawah pengawasan ahli.Istirahat dan
relaksasi sangat penting dalam program detoks. Jika masih sibuk dengan
pekerjaan dan aktivitas lainnya, sebaiknya tidak melakukan detoks. Laju
metabolisme tubuh selama detoks akan menurun, begitu pula suhu tubuh,
tekanan darah, nadi, dan saluran pernapasan. Ini merupakan proses
alamiah karena tubuh akan melakukan penghematan energi dan sebagian
besar energi akan lebih dikonsentrasikan untuk proses pembuangan racun.
Proses keluarnya racun juga menimbulkan reaksi tidak nyaman pada tubuh,
yang secara medis dikenal sebagai gejala kemunduran (withdrawal
symptoms). Beberapa gejala mirip dengan gejala sakit atau sakaw pada
pemakai narkoba yang sedang menjalani program pembersihan. Sebaliknya,
dalam paham pengobatan alami, gejala ini disebut krisis penyembuhan
(healing crisis). Gejala ini biasanya muncul pada hari ke-3 sejak
dimulainya program detoks. Gejala yang terasa biasanya hanya muncul satu
hari saja. Kecuali gejala seperti flu (pengeluaran lendir melalui
saluran pernapasan) biasanya berlangsung lebih lama.
Beberapa hari setelah itu kita mulai merasa tidak kelaparan lagi,
walaupun adakalanya muncul gangguan seperti memikirkan makanan-makanan
tertentu padahal perut sedang tidak lapar.
KRISIS PENYEMBUHAN
* Gejala demam atau flu
* Diare atau sebaliknya, malah mengalami sembelit (sulit buang air
besar). Jika terjadi sembelit, bisa dibantu dengan enema atau
kolonhidroterapi/”cuci usus”.
* Nyeri otot atau sendi
* Sakit kepala atau migrain (umumnya pada perokok dan peminum alkohol)
* Mual-mual atau kembung
* Lesu
* Banyak mengeluarkan riak atau lendir
* Gatal-gatal atau berjerawat (jika sebelumnya mempunyai masalah dengan kulit
* Napas bau dan muncul lapisan tebal pada permukaan lidah (dapat
dikerok dan dibersihkan dengan sendok atau alat khusus pengerok lidah)
* Mudah merasa kedinginan (karena suhu tubuh menurun)
* Gangguan emosional (uring-uringan atau emosional)
MEKANISME DETOKS
Ada 2 mekanisme yang digunakan liver untuk mengeluarkan racun. Bagian
pertama pada detoks, disebut fase 1, adalah mengubah toksin menjadi
entuk yang larut lemak. Secara alamiah lemak akan segera mengikat toksin
yang masuk ke dalam tubuh. Karena itu, toksin harus dilepaskan dulu
dari jaringan lemak. Bagian kedua, disebut fase 2, mengubah toksin
menjadi bentuk yang larut air agar toksin dapat dikeluarkan melalui
saluran usus dan urine. Dengan mekanisme ini, tidak akan ada racun yang
tersangkut atau tertinggal pada jaringan, termasuk jaringan otak dan
saraf pusat. Toksin akan keluar perlahan melalui aliran darah. Pada saat
inilah biasanya gejala-gejala yang terasa seperti penyakit, yakni
gejala krisis penyembuhan (healing crises) itu muncul. Pada setiap fase
yang harus dilalui, pelaksanaan detoks ini sebaiknya dibantu dengan
makanan dan herba tertentu untuk menguatkan sel-sel organ vital dan
kelenjar yang berperan pada proses detoks.
C. PRAKTEK DETOKS YANG EFEKTIF
Program detoks tak bisa dilakukan sembarangan. Di antara sekian
jenis program detoks, detoks dengan jus buah (fruit juice fasting)
adalah yang paling aman dan nyaman. Namun sebelum melakukannya, pahami
dulu aturannya. Apa yang harus dilakukan menjelang detoks? Berapa lama
waktu optimum menjalankan detoks? Reaksi apa yang mungkin timbul selama
detoks?
USUS BESAR yang tidak sehat dan tidak lancar adalah sumber datangnya
berbagai penyakit. Sebagai saluran pembuangan yang menjadi tempat
bertumpuknya ampas-ampas, usus besar adalah organ pertama yang harus
dibersihkan, sebelum tubuh melakukan proses detoks yang akan dilakukan
oleh hati/liver.
Usus besar memang tempat lewatnya ampas dan kotoran, sehingga memang
tidak dapat dikatakan sebagai tempat yang bersih. Yang dimaksudkan harus
bersih dalam hal ini adalah lancar. Aliran dalam saluran pembuangan
harus lancar agar tidak terjadi penyumbatan, yang di kemudian hari dapat
menyebabkan kondisi keracunan dari dalam tubuh (otointoksikasi) dan
gangguan metabolisme.
PUASA: DETOKS YANG EFEKTIF
Ada banyak cara detoks. Sarapan buah di pagi hari, seperti metode
Food Combining, saja sudah dapat menimbulkan efek detoks. Tetapi di
antara semua alternatif detoks yang ada, puasa merupakan metode yang
paling tua dalam sejarah, paling aman, dan paling efektif.
Metode yang paling direkomendasikan para ahli kesehatan alami maupun
klinik-klinik puasa di negara-negara Barat adalah puasa hanya minum air
suling (disebut water fasting) atau puasa hanya dengan minum jus buah
atau jus sayuran saja (juice fasting).
Juice fasting dengan buah-buahan adalah pilihan detoks yang paling
aman dan nyaman. Kandungan gizi yang berlimpah dalam buah segar,
termasuk enzim-enzim dan energinya, dapat menurunkan intensitas
pembersihan pada tingkat yang lebih nyaman.
Puasa dengan hanya minum air prosesnya lebih intensif karena akan
membakar lebih banyak kalori. Bagi pemula, water fasting hanya boleh
dilakukan di klinik khusus yang mempraktekkan terapi puasa dan di bawah
pengawasan spesialis detoks.
PRINSIP-PRINSIP DETOKS
* Tinggalkan alat penimbang berat badan
Detoks bukan program penurunan berat badan. Penurunan berat badan
hanyalah efek sampingan detoks. Fokus detoks adalah kesehatan Anda.
Artinya, metabolisme harus baik atau lancar. Detoks memperbaiki
metabolisme tubuh. Jika tubuh sehat tidak akan ada kelebihan berat
badan. Ingat, kelebihan berat badan bukan semata-mata karena lemak,
tetapi toksin! Berhasil tidaknya detoks mudah terlihat dari penampilan
dan tekstur kulit yang menjadi tampak muda dan segar, juga ukuran
lingkar tubuh yang mengecil tanpa kesan kurus kering.
* Tinggalkan hitungan kalori
Program detoks ini tidak perlu membuang Anda pusing dengan urusan
hitunga-hitungan kalori, karena Anda hanya akan mengkonsumsi jus buah.
Buah adalah makanan rendah kalori tetapi kaya energi. Dalam ilmu
kesehatan modern, kalori juga dipahami sebagai energi. Tetapi dari paham
kesehatan alami, energi adalah tenaga atau power atau aura yang
terdapat pada makanan. Seperti aura pada manusia, aura pada
tumbuh-tumbuhan juga dapat dilihat dari kamera khusus. Sebaliknya,
kalori lebih tepat didefinisikan sebagai panas atau energi yang
dibutuhkan untuk pembakaran. Buah disebut makanan rendah kalori karena
hampir tidak memerlukan energi tubuh untuk pembakarannya, sehingga tubuh
bisa lebih banyak menghemat energi. Energi ini yang sebenarnya berperan
dalam proses penyembuhan dan peremajaan pada sel-sel tubuh.
D. PERSIAPAN SEBELUM DETOKS
* Selama proses detoks berlangsung, sebagian besar energi akan
difokuskan tubuh ke proses pembuangan. Karena itu, tidak ada gunanya
melakukan detoks jika masih disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang
menyita tenaga dan pikiran. Melakukan detoks dalam kondisi demikian
tidak akan membuat tubuh jadi sehat, tetapi justru sebaliknya. Cari
waktu yang baik untuk menjalankan detoks.
* Waktu menjalani detoks adalah 7-40 hari berturut-turut, bergantung
pada kondisi setiap orang. Bagi yang tidak biasa berpuasa, sebaiknya
latihan dulu melakukan detoks beberapa kali selama 3 hari
berturut-turut. Harap diingat bahwa detoks 3 hari itu hanya latihan.
Karena proses pengeluaran toksin sendiri baru mulai pada hari ke-3. Dan
bagi yang berminat menjalankan detoks lebih dari 7 hari sebaiknya
melakukan konsultasi kesehatan lebih dulu dengan dokter atau ahli gizi
yang menguasai terapi detoks.
* Agar tubuh lebih mudah beradaptasi dengan terapi detoks, 1-2 minggu sebelum melakukan program detoks sebaiknya Anda mulai:
o Mengurangi makanan berlemak tinggi, seperti makanan gorengan,
makanan bersantan, protein hewani (termasuk susu ternak), dan
karbohidrat olahan terutama yang mengandung terigu dan gula pasir
(termasuk minuman soda).
o Membatasi garam
o Menghindari alkohol, kafein, dan obat-obatan yang tak perlu
o Menghindari semua jenis makanan olahan industri (kalengan, instan, dll)
Pola makan pra-detoks ini juga bermanfaat menurunkan reaksi detoks
yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Mencoba ‘mencuri’ kesempatan
mengkonsumsi makanan/minuman yang harus dihindari, dapat menghambat
proses detoks yang sedang berjalan selama beberapa jam.
JENIS MAKANAN
Program detoks ini hanya memperkenalkan 5 jenis buah-buahan yang
harus dikonsumsi dalam bentuk jus. Mengapa harus jus? Karena dalam
bentuk jus, kandungan zat-zat gizi pada buah lebih mudah dicerna dan
diserap tubuh. Karena tidak banyak serat yang masuk, pada beberapa orang
cara detoks seperti ini juga dapat menimbulkan sembelit (sulit buang
air besar/BAB). Untuk mengatasinya, dapat dilakukan enema (merangsang
gerakan peristaltis usus dengan memasukkan cairan melalui anus) atau
kolon hidroterapi di klinik khusus. Tetatpi jika Anda banyak minum air
putih di antara waktu minum jus buah, risiko sembelit sangat kecil.
Jenis buah yang dibolehkan dalam program detoks ini hanya pepaya,
apel, mangga, semangka, nanas, dan jeruk nipis/lemon. Pilih buah yang
segar dan sudah matang. Tidak perlu buah impor, karena semakin dekat
tempat tumbuh buah dengan tempat kita, kualitas gizinya semakin baik
untuk tubuh kita. Sedapat mungkinpilih buah-buahan organik (tidak
tercemar pestisida dan zat-zat kimia lainnya).
Jenis buah yang dikonsumsi dalam satu hari harus sama. Misalnya hari
pertama hanya jus pepaya saja sepanjang hari, lalu hari berikutnya hanya
jus semangka saja, dan seterusnya. Cara mengkonsumsi buah seperti ini
hanya untuk memudahkan pengaturan pH dalam tubuh. (Tambahan dari Wied
Harry: Untuk jeruk nipis/lemon, peras airnya lalu campurkan ke dalam air
masak.)
PROGRAM
* Bangun tidur minum 1 gelas air putih dicampur perasan air jeruk dari ½ – 1 buah jeruk nipis/lemon.
* Mulai dari pk. 07.00 minum 1 gelas jus buah setiap 2 jam sekali. Total jus buah yang diminum 7-8 gelas sehari.
* Di antara waktu minum jus buah, minum air putih sebanyak dan semampu Anda.
E. PERSIAPAN SEBELUM DETOKS
Selain reaksi-reaksi seperti penyakit, selama detoks tubuh akan
memberikan reaksi-reaksi lain yang sering mengejutkan bagi pemula.
Bentuk reaksi dan kapan munculnya reaksi-reaksi tersebut tidak sama pada
setiap orang.
Reaksi-reaksi tersebut antara lain:
* Warna urine lebih keruh dan berbau tajam. Bagi mereka yang
sepanjang hidupnya banyak mengkonsumsi obat-obatan farmasi, bau obat
akan ikut keluar bersama urine dan kotoran (feses).
* Sering buang angin dengan bau sangat menusuk.
* Muncul keinginan kuat pada makanan, padahal setelah hari ke-3 sebenarnya tubuh sudah tidak merasakan lapar lagi.
* Keluar banyak kotoran disertai lendir (mukus) yang cukup pekat.
Pada program detoks yang lebih panjang, tubuh akan mengeluarkan kotoran
dari lapisan sel yang paling dalam. Bentuk kotoran yang keluar biasanya
lebih pekat dan berwarna mulai dari kehijauan hingga kehitaman seperti
ter/aspal cair. Program detoks baru dapat dikatakan sempurna jika bentuk
kotoran yang keluar sudah normal dan tidak ada lagi kotoran yang
bentuknya seperti ter tersebut.
CATATAN PENTING
* Cara mengkonsumsi minuman/makanan apa pun tidak boleh terburu-buru.
Meskipun bentuknya cair, air dan jus buah tetap harus diteguk
pelan-pelan dan sedikit-sedikit saja. Jadi, tidak ditenggak cepat-cepat,
apalagi sekaligus. Minum atau makan terburu-buru dapat menyebabkan
beberapa proses yang harus dilakukan tubuh terhadap makanan, terlewati.
Makanan yang tidak terproses dengan baik akan mengalami pembusukan
sebelum waktunya. Padahal pembusukan makanan hanya boleh terjadi dalam
usus besar menjelang anus. Pembusukan dini biasanya sudah terjadi di
usus duabelas jari.
* Jus buah yang diminum setiap kali harus baru. Jadi, tidak boleh membuat dan menyimpan jus untuk satu hari sekaligus, misalnya.
* Jangan menunda minum jus setelah jus dibuat. Kualitas gizi dan
energi pada jus buah akan berkurang setelah 20 menit, apalagi jika
dibiarkan terbuka dan terkena udara.
TIP
* Sebaiknya tidak mengkonsumsi obat dan suplemen apa pun selama
menjalani detoks. Obat dan suplemen bagaimana pun memiliki elemen yang
bersifat racun. Tetapi bagi mereka yang sedang menjalani pengobatan
penyakit tertentu, pemakaian obat dapat diatur agar tidak mengganggu
proses detoks maupun tubuh mereka sendiri. Karena itu, konsultasikan
dahulu kesehatan Anda pada ahlinya.
* Sebaiknya tetap berolahraga teratur. Cukup olahraga ringan saja
seperti jalan kaki, lompat tali atau lompat-lompat kecil di atas
trampolin, yoga, taichi, atau chikung. Olahraga berguna melancarkan
sirkulasi darah dan getah bening, dan secara tidak langsung juga
melancarkan proses pengeluaran racun dari dalam tubuh.
* Boleh melakukan perawatan tubuh seperti pijat aromaterapi dan
luluran (body scrub atau penggelontoran kotoran dari permukaan kulit).