AGAR SI KECIL GAMPANG TIDUR

Walau sudah mengantuk, si kecil masih berkeras untuk bermain. Akibatnya bisa ditebak, ia jadi rewel dan kalau tidak puas sedikit saja, amukannya gampang meledak. Barulah setelah merasa lelah, ia tak kuat lagi menahan kantuknya dan tertidur.
Tentu saja, agar tak kurang tidur, orangtua harus tahu bahwa umumnya anak-anak batita memerlukan waktu istirahat sekitar 10 sampai 13 jam setiap hari. Dengan catatan, kata Mira D. Amir, Psi., lamanya waktu istirahat ini berbeda untuk setiap anak. Ada anak yang memerlukan waktu tidur lama, tapi ada juga yang relatif sedikit.

Jadi, apakah menjelang tidurnya si batita rewel atau tidak, orangtua sebaiknya tetap menentukan jam berapa ia sudah harus bersiap masuk kamar dan jam berapa harus bangun esok harinya. Ada yang mematok tidur jam 7 atau jam 8 malam, terserah saja. Namun sebaiknya memang tidak terlalu larut agar di pagi hari si kecil sudah bisa bangun dengan waktu tidur yang cukup.
Selebihnya, untuk menghindari sikap rewel itu, Mira menawarkan kiat-kiat agar si batita bisa tidur dengan mudah:

Menepati Jadwal
Bersikaplah konsisten dengan jadwal tidur yang telah ditetapkan. Jika sudah ditentukan jam 8 malam, usahakan setiap hari anak tidur pada jam tersebut. Jangan biarkan tv atau radio menyala. redupkan lampu kamar atau kalau perlu matikan lampu-lampu di area lainnya dan bimbinglah anak masuk kamar tidur. Pola tidur yang terjadwal akan memudahkan anak untuk tidur. Kecuali jika ada alasan sangat mendesak, sesekali boleh saja anak keluar dari rutinitas tersebut.


Bersih-bersih Sebelum Tidur
Berbeda dengan orang dewasa yang bisa langsung tertidur pulas begitu “mencium” kasur, anak-anak umumnya menginginkan ritual tertentu menjelang tidur. Luangkan beberapa menit untuk melakukan rutinitas seperti menggosok gigi, mengenakan baju tidur, serta mencuci tangan dan kaki. Berhubung anak usia ini masih dalam tahap praoperasional, beri contoh langsung dan biarkan anak mengikutinya. Tanpa contoh konkret, jangan harap kita bisa dengan gampang menyuruhnya melakukan hal-hal tadi. Lakukan semua aktivitas tersebut dengan sikap santai dan suasana gembira.

Mengucapkan Doa
Ada baiknya setelah rutinitas fisik selesai dilakukan, orangtua membangun suasana tenang dengan mengajarkan anak mengucapkan doa-doa pendek. Terangkan secara sederhana makna atau harapan dari doa tersebut.

Mendongeng Sebelum Tidur
Dongeng tak hanya bermanfaat sebagai pengantar tidur anak, tapi juga merangsang perkembangannya. Lewat dongeng, perkembangan verbal, imajinasi, kosakata, sekaligus relasi dengan orangtuanya bisa terjalin dengan baik. Jadi, amat disayangkan jika orangtua melewatkan malam menjelang tidur tanpa mendongeng. Tak perlu mengarang atau membacakan cerita baru setiap malam, tapi cukup dengan mengulang-ulang dongeng kemarin. Ingat, anak usia ini umumnya sangat menikmati pengulangan cerita. Tak lama kemudian biasanya ia akan tertidur.

Ciptakan Tidur yang Menyenangkan
Selain acara ritual di atas, orangtua juga bisa membuat acara tidur sebagai sesuatu yang menyenangkan. Semisal dengan mengucapkan selamat tidur kepada boneka atau mainan kesayangannya, atau malah mengajak bonekanya ikut tidur bersamanya. Atau biarkan anak berceloteh tentang kegiatannya sepanjang hari tadi maupun menyanyikan lagu-lagu kegemarannya saat hendak tidur. Dengan begitu anak bisa mengekspresikan perasaannya dan merasa bahagia.
Sediakan Kamar Sendiri
Alangkah baiknya, jika kondisi memang memungkinkan, anak usia batita tengah atau akhir, mendapat kamar sendiri atau minimal tempat tidur sendiri. Upaya ini bisa memacu anak untuk lebih mandiri sementara ketergantungan pada orangtua bisa diminimalkan.
Semisal ia jadi tertantang untuk belajar menghadapi rasa takutnya atau tidak membangunkan orangtua saat hendak buang air kecil. Orangtua juga jadi lebih mudah untuk membiasakan anak berada dalam kamarnya pada jam-jam tertentu. Sebaliknya, jika belum bisa, jangan pernah paksa anak untuk tidur sendiri. Menurut Mira, hal ini wajar karena anak usia batita belum sepenuhnya bisa berpisah dari orangtuanya. “Jangankan anak batita, di Indonesia anak usia SD pun masih ada yang tidur bareng orangtuanya, kok.”

Ciptakan Rasa Aman dan Nyaman
Orangtua sebaiknya menciptakan rasa aman dan nyaman bagi anak sebelum tidur. Entah dengan memeluk si kecil atau mengusap-usapnya beberapa saat sebelum tidur. Cara itu, selain bisa membuat anak lebih cepat tidur, juga memungkinkan hubungan orangtua dan anak jadi lebih akrab dan hangat. Kalau anak terbangun di malam hari, orangtua harus memberikan rasa aman agar anak bisa tidur kembali.

Atasi Rasa Takut
Banyak anak batita tidak bisa tidur karena benaknya dipenuhi perasaan takut akibat imajinasinya sendiri. Seperti ada harimau yang menungguinya di kolong tempat tidur atau makhluk aneh bertengger di atas lemari. Penjelasan sederhana sekaligus konkret amat diperlukan untuk mengatasi hal ini. Hindari penjelasan yang kelewat rasional.
Jadi, omongan saja bahwa tidak ada harimau dan makhluk aneh di kamarnya tidaklah tepat. Akan lebih baik jika orangtua mengajarkan kepada anak untuk menghadapi ketakutannya. Semisal dengan menyingkap sprei dan memeriksa kolong tempat tidurnya sambil bilang, “Lo, kok harimaunya sudah enggak ada di kolong tempat tidur. Wah dia sudah kabur takut sama Adek.” Dengan begitu, anak terbiasa menghadapi ketakutan yang dialaminya. Orangtua hendaknya juga menunjukkan sikap mampu mengatasi ketakutannya sendiri. Ingat lo, orangtua yang penakut biasanya akan melahirkan anak-anak yang penakut juga. Lagi pula bagaimana mungkin orangtua bisa mengajarkan anaknya mengatasi rasa takut jika ia sendiri tidak mampu mengelola perasaaan cemas atau takut yang berlebihan.

Hindari Aktivitas Fisik yang Menguras Tenaga
Banyak orangtua menyangka setelah lelah si kecil pasti bisa cepat tidur dan langsung terlelap. Padahal yang terjadi mungkin sebaliknya, aktivitas fisik yang berlebihan sebelum tidur malah akan membuat tubuhnya bertambah segar karena peredaran darahnya jadi kian lancar. Bukan mustahil bila semalam suntuk anak malah akan terjaga terus. Kalaupun orangtua ingin menyempatkan waktu untuk membina kebersamaan dengan si kecil sebelum dia tidur, pilihlah aktivitas menyenangkan yang relaks, seperti membaca buku cerita.

Jauhi Segala Bentuk Ketegangan
Ketegangan bisa muncul tanpa disadari jika anak menyaksikan lewat film laga, film horor, dan mendengar musik yang kelewat riang atau ingar-bingar. Dalam kondisi tegang seperti itu manalah mungkin mengharapkan anak mudah memejamkan matanya. Lebih baik putarkan lagu-lagu berirama lembut atau film-film kartun pendek yang adegannya diulang-ulang. Dengan begitu daya konsentrasi yang diperlukan untuk menikmati acara tersebut akan melemah, dan anak jadi mudah disergap rasa kantuk.

Batasi Porsi Tidur Siang
Meski memberi manfaat bagi kesehatan anak, batasi porsi tidur siangnya jangan sampai melebihi 2 jam. Terlalu banyak tidur siang juga bisa membuat anak sulit tidur di malam harinya. Akibatnya, anak malah tidak akan bisa tidur pada jam yang telah dijadwalkan. Imbasnya, esok hari dia akan bangun kesiangan.


Hindari Konsumsi Makanan Padat Menjelang Tidur
Usai mengonsumsi makanan padat, lambung akan bekerja ekstrakeras sehingga kantuk justru tak jadi datang. Lebih baik berikan segelas susu hangat yang bisa membantu mengendurkan otot dan sarafnya sebelum anak menggosok gigi.

BIAR RELAKS MENJELANG TIDUR
Anak batita memerlukan rasa aman dalam tidurnya. Banyak cara ia lakukan sendiri untuk mencapai kondisi tersebut. Baik melalui gerakan fisik maupun nonfisik. Misalnya menggerak-gerakkan kakinya, menggesek-gesekkan tangannya ke muka, memilin rambutnya, “bersenandung”, sampai mendekap benda kesayangannya berupa boneka, bantal, atau selimutnya. Gerakan tadi dilakukannya secara berulang-ulang dan terus-menerus hingga semua anggota tubuhnya merasa relaks. Dengan kondisi relaks, maka rasa kantuk biasanya lebih mudah datang.
Kebiasaan-kebiasaan ini, tidak bisa dikatakan sebagai kebiasaan buruk. Hal tersebut dilakukannya semata-mata agar bisa terlelap. Lain halnya jika kebiasaan itu berupa menggigit atau mengisap jari yang tak cuma muncul menjelang tidur. Selain bisa merusak susunan gigi, kebiasaan ini merupakan indikasi adanya ketegangan atau kecemasan dalam diri anak. Orangtua mesti bisa mengamati mengapa si kecil berbuat demikian.

Ditulis Oleh : Unknown ~ Yoyok Aja Blog

Artikel AGAR SI KECIL GAMPANG TIDUR ini diposting oleh Unknown pada tanggal 19 Des 2012 pukul 13.00. Jika artikel AGAR SI KECIL GAMPANG TIDUR ini dirasa menarik, anda bisa sebarluaskan lewat blog anda, tapi mohon mencantumkan sumbernya. Terima kasih.
Anda berada di

{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }

Tambahkan Komentar Anda

Terima kasih atas komentar yang diberikan.